Laman

Kamis, 08 Maret 2012

Shio Versi Jawa, Bagian 01

Nenek menemukan sebuah artikel yang berjudul "Apa Kata Bintang eh Wayang Anda? " di alamat http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=4477

Setelah membaca, kok nampaknya tidak begitu cocok kalau menggunakan istilah "BINTANG" lebih cendrung ke istilah "SHIO". Karena pembagiannya sama dengan shio setiap 1 tahun sekali dan terdapat 12 golongan tidak seperti "BINTANG" yang dapat dikatakan pergantiannya / lamanya kurang lebih 1 bulan sekali..

Coba kita bandingkan persamaan dan perbedaan antara keduanya :

Kelompok Wayang :

  1. Umur : 1, 13, 25, 37, 49, 61, 73, 85 tahun. Wayang Batara Surya
  2. Umur : 2, 14, 26, 38, 50, 62, 74, 86 tahun. Wayang Batara Brahma
  3. Umur : 3, 15, 27, 39, 51. 63, 75, 87 tahun.  Wayang  Batari Durga
  4. Umur : 4, 16, 28, 40, 52, 64, 76, 88 tahun.  Wayang  Batara Asmara
  5. Umur : 5, 17, 29, 41, 53, 65, 77, 89 tahun. Wayang  Batara Iswara
  6. Umur : 6, 18, 30, 42, 54, 66, 78, 90 tahun.  Wayang  Batari Nagagini
  7. Umur : 7, 19, 31, 43, 55, 67, 79, 91 tahun. Wayang  Batara Kamajaya
  8. Umur : 8, 20, 32, 44, 56, 68, 80, 92 tahun.  Wayang  Batari Sri
  9. Umur : 9, 21, 33, 45, 57, 69, 81, 93 tahun. Wayang  Batara Bayu
  10. Umur : 10, 22, 34, 46, 58, 70, 82, 94 tahun. Wayang  Batara Wisnu
  11. Umur : 11, 23, 35, 47, 59, 71, 83, 95 tahun. Wayang  Batara Indra
  12. Umur : 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96 tahun. Wayang  Batara Yamadipati
Kelompok Shio :

  1. Umur : 1, 13, 25, 37, 49, 61, 73, 85 tahun. Shio Kelinci
  2. Umur : 2, 14, 26, 38, 50, 62, 74, 86 tahun. Shio Macan
  3. Umur : 3, 15, 27, 39, 51. 63, 75, 87 tahun. Shio Kerbau
  4. Umur : 4, 16, 28, 40, 52, 64, 76, 88 tahun. Shio Tikus
  5. Umur : 5, 17, 29, 41, 53, 65, 77, 89 tahun. Shio Babi
  6. Umur : 6, 18, 30, 42, 54, 66, 78, 90 tahun. Shio Anjing
  7. Umur : 7, 19, 31, 43, 55, 67, 79, 91 tahun. Shio Ayam
  8. Umur : 8, 20, 32, 44, 56, 68, 80, 92 tahun. Shio Monyet
  9. Umur : 9, 21, 33, 45, 57, 69, 81, 93 tahun. Shio Kambing
  10. Umur : 10, 22, 34, 46, 58, 70, 82, 94 tahun. Shio Kuda
  11. Umur : 11, 23, 35, 47, 59, 71, 83, 95 tahun. Shio Ular
  12. Umur : 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96 tahun. Shio Naga
Jadi Shio VS Wayang:

  1. Umur : 1, 13, 25, 37, 49, 61, 73, 85 tahun. Shio Kelinci VS   Wayang Batara Surya
  2. Umur : 2, 14, 26, 38, 50, 62, 74, 86 tahun. Shio Macan VS   Wayang Batara Brahma
  3. Umur : 3, 15, 27, 39, 51. 63, 75, 87 tahun. Shio Kerbau VS   Wayang Batari Durga
  4. Umur : 4, 16, 28, 40, 52, 64, 76, 88 tahun. Shio Tikus VS   Wayang Batara Asmara
  5. Umur : 5, 17, 29, 41, 53, 65, 77, 89 tahun. Shio Babi VS   Wayang Batara Iswara
  6. Umur : 6, 18, 30, 42, 54, 66, 78, 90 tahun. Shio Anjing VS   Wayang Batari Nagagini
  7. Umur : 7, 19, 31, 43, 55, 67, 79, 91 tahun. Shio Ayam VS   Wayang Batara Kamajaya
  8. Umur : 8, 20, 32, 44, 56, 68, 80, 92 tahun. Shio Monyet VS  Wayang  Batari Sri
  9. Umur : 9, 21, 33, 45, 57, 69, 81, 93 tahun. Shio Kambing VS  Wayang  Batara Bayu
  10. Umur : 10, 22, 34, 46, 58, 70, 82, 94 tahun. Shio Kuda VS  Wayang  Batara Wisnu
  11. Umur : 11, 23, 35, 47, 59, 71, 83, 95 tahun. Shio Ular VS   Wayang Batara Indra
  12. Umur : 12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96 tahun. Shio Naga VS   Wayang Batara Yamadipati


Sumber : 

Rabu, 07 Maret 2012

Wuku Watugunung

Watugunung


Dewanya : Sangyang Antaboga dan Batari Nagagini. 


Antaboga
senang tinggal alam untuk bertapa. 


Nagagini
Gemar kepada asamara. 


Menghendaki janji = suka bertapa ditempat yang sunyi, jika menjadi pendita, mendapat kehormatan, gemar bersemedi, sering bersedih hati. 


Pohonnya : Wijayakusuma
Rupawan, tinggi budinya, tidak suka pada keramaian, terlihat angkuh, teliti. 


Burungnya : Gogik
Cemburuan. 


Bilahinya : teraniaya.

Penangkalnya : 

Selamatan beras sepitrah dikukus, lauknya daging binatang yang diburu, binatang berliang, burung, semuanya yang halal, dimasak bermacam-macam jenang, daun-daunan 7 macam. Selawatnya 9 keteng. 


Doanya : Mubarak. 


Candranya : Lintang wulan keraianan
Terang hatinya, tetapi tidak bercahaya.Ketika kala wuku berapa di timur, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.


Wuku Dukut

Dukut


Dewanya sangyang Sakri = keras hatinya. Menghadapi keris terhunus = waspada, tajam pikirannya, segala yang dilihatnya berhasrat dipunyainya. Pohonnya : Pandan wangi = kiri tempatnya, dengki, tak boleh didekati. Burungnya : Ayam hutan = dicintai oleh para pembesar, liar dan tinggi budinya, besar harapannya, suka tinggal ditempat sunyi.

Membelakangi gedungnya = hemat dan pendiam. Bahayanya : dimedan perang.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, lauknya panggang ayam putih mulus dan ayam brumbun. Selawatnya satakswawe. Doanya : Slamet. Candranya : tunggul asri sesengkeraning nata = bagus rupanya, penakut.Ketika kala wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.




Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Kulawu

Kulawu


Dewanya sangyang Sadana = kuat budinya, besar harapannya. Duduk dijembung berisi air ditepi kolam = sejuk hatinya, dingin perintahnya. Membelakangi senjata tajam = pikirannya terdapat dibelakang, kurang pandai. Pohonnya : Tal = panjang umurnya, besar harapannya, kuat budinya.

Burungnya : Nori, boros, murka. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya : terkena bisa. Penangkalnya : selamatannasi golong beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam dan bebek yang berwarna merah, ikan dan daging burung, dimasak sekehendahnya. Selawatnya 5 keteng. Doanya : Kabula. Candranya : Bun tumetes ing sendang = ketika kecil miskin, akhirnya besar kebahagiannya, banyak rejekinya.Ketika kala wuku berada di Utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.




Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Wayang

Wayang


Dewanya batari Sri = banyak rejekinya, pradah, bakti, teliti, dingin perintahnya dicintai oleh orang banyak. Jembung berisi air didepan dan duduk disitu = sejuk hatinya, sabar, rela hati, akan tetapi harus diperlihatkan pemberiannya. Pasang keris terhunus = perintahnya mudah didepan, sukar dibelakang. Pohonnya = Cempaka = dicintai oleh orang banyak

Burungnya = Ayam hutan = dicintai oleh pembesar, liar budinya, berbakat angkuh, senang tinggal ditempat yang sunyi. Bahayanya : kenah tulah dan difitnah.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, daging kambing kendit dimasak macam-macam ketan, ayam dimasak sesukanya, sayuran secukupnya. Selawatnya 40 keteng. Doanya : selamat. Candranya : damar murub, bumi langit = selamat, banyak ilmunya.Ketika kolo wuku berada diatas, dalam 7 hari tak boleh naik.




Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Wugu

Wugu


Dewanya sangyang Singajala = banyak akal, lekas mengerti, baik budinya. Pohonya : Wuni sedang berbuah = siapa yang melihat bagaikan mengidam, akan tetapi jika telah makan, sering mencela, banyak rejekinya. Burungnya : Podang = cemburuan, tidak suka berkumpul. Gedungnya tertutup dibelakang = hemat dan pendia. Bahayanya : digigit ular dan disia-sia.

Penangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus dan bermacam-macam ketan, jajan pasar, lauknya daging bebek putih sejodoh dimasak dengan santan. Selawatnya 10 keteng. Doanya: Selamat. Candranya : awang-uwung = baik budinya.Ketika kala wuku berada di sebelah Selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.


Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Bala

Bala


Dewanya batari Durga = suka berbuat huru-hara,membuat berita, jahil, suka bercampur dengan kejahatan, tak ada yang ditakuti, pandai sekali bertindak jahat. Pohonnya : cemara = ramai bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati.

Burungnya : Ayam hutan = liar budinya, dicintai oleh pembesar, tinggi budinya, banyak tanda-tanda akan mendapat bahagia, suka tinggal ditempat yang sunyi. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah dilahir. Bahayanya : diteluh dan kena upas.Penangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah dikukus, sayur 7 macam, panggang ayam hitam. Selawatnya 40 keteng. Doanya : Rajukna : Udan salah mangsa = rejekinya dari jual beli.Ketika kala wuku berada di Barat-Laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.


Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Prangbakat

Prangbakat


Dewanya sangyang Bisma = pemarah, tangkas, pemalu, memperlihatkan watak prajurit, menghendaki jadi pemimpin orang, lurus pembicaraannya, segala yang dikehendaki tak ada sukarnya. Kakinya kanan direndam dalam air jembung = perintahnya dingin didepan panas dibelakang. Pohonnya : Tirisan = panjang umurnya, cukup rejekinya, tetap pikiranya.

Burungnya : urang-urangan = cepat kerjanya. Bahayanya : memanjat atu karena tingkahnya sendiri. Tangkalnya : selamatan nasi tumpeng beras sepitrah, lauknya daging sapi, dimasak bumbu manis, sayuran secukupnya. Selawatnya : pacul. Doanya : aelamat pina. Candranya : wesi trate pulasani = keras hatinya, cepat kerjanya, pemberi, jujur, belas kasihan. Ketika “kala wuku” berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan menggali tanah.


Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Manahil

Manahil


Dewanya sangyang Citragatra = menjunjung diri sendiri, dapat berkumpul ditempat ramai, bakat angkuh, selalu bersedia-sedia untuk membela diri. Air dijembung dibelakangnya = Arum perintahnya, akan tetapi tak mempunyai pangkat. Memangku tombak terhunus = waspada dan tajam hatinya.

Pohonnya : Tageron = sedikit faedahnya, liat hatinya. Burungnya : Sepahan = liar budinya, tajam pikirannya. Bahayannya : terkena senjata tajam.Penangkalnya : selamatan nasi liwet beras sepitrah, lauknya daging ayam dan ikan, sayuran secukupnya, sambal gepeng. Selawatnya 8 keteng. Doanya : Selamat tolak bilahi. Candranya : Trenggana abra ing wijit = sabar segala kemauannya, tak suka menganggur, banyak kemauannya.Ketika kala wuku berapa di Tenggara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.


Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Wuje

Wuje


Dewanya betara kuwera = menggirangkan hati orang lain, perkataannya lurus dan mengherankan, singkat hati, tetapi sebentar baik. Memasang keris terhunus disebelah kaki = waspada dan tajam hatinya. Pohonnya : Tal = panjang umurnya, besar tanda kebahagiannya, kuat dan tetap hatinya. Burungnya : gogik = cemburuan, tak suka kepada keramaian. Gedungnya terlentang didepan = pengasih.

Bahayanya : diteluh. Tangkalnya : selamatan jajan pasar secukupnya dan bermacam-macam ketan seharga sataksawe (+/- 10 sen). Yang dibeli dahulu madu untuk selanunggal rum arum = peteng hati, sukar dijalani, suka kepada bau harum, besar kehendaknya. Ketika “kala wuku “ berada di barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.


Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Maktal

Maktal


Dewanya sanghyang sakri
lurus hatinya, baik pekerjaannya. 


Pohonnya : nagasari 
bagus rupanya, lemah lembut tutur katanya, dicintai oleh pembesar. 


Burungnya : ayam hutan 
Liar dan tinggi budinya, banyak tanda-tandanya akan mendapat bahagia, suka tinggal ditempat sunyi. 


Gedungnya ditumpangi tunggal
Kaya benda dan dihormati. Bahayanya = bertikai.

Tangkalnya : 

Selamatan nasi uduk, daging ayam dan bebek dimasak 2 macam, dipindang dan dimasak dengan santan, 


Niatnya : ngrasul. 
Selawatnya 4 keteng. 


Doanya : rasul. 


Candranya : lesus awor lan pancawara 
Lebar pemandangannya, dalam pikirannya. Ketika “kala wuku” berada di timur laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi kala


Wuku Madangkungan

Madangkungan

dewanya sanghyang basuki : ahli bicara, tawakal, tetap hatinya. Pohonnya : plasa = hanya jadi perhiasan hutan, tidak ada gunanya. Burungnya : pelug = suka tinggal di air, suka tinggal ditempat sunyi. Gedungnya di atas = mendewa-dewakan kekayaannya, tawakal, hemat. Bahayanya : dibunuh pada waktu malam. Tangkalnya

Selamatan nasi punar beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam kuning (wiring kuning) dan berumbun, digoreng, jenang merah pada waktu hari kelahirannya. Selawatnya : 5 keteng. Doanya : ngumur. Candranya : umajang kang tetabuhan = menepati perkataan, dan dapat menyenangkan hati orang lain. Ketika “kaa wuku” berada di timur, dalam 7 hari tak boleh mendatangi kala

Wuku Tambir

Tambir


dewanya sanghyang siwa = lahir dan batinnya terkadang berlainan. Pohonnya : Upas = bukan tempat perlindungan, tajam perkataannya. Burungnya : prenjak = tahu petunjuk gaib, suka membuat perkabaran yang mengherankan, . Gedongnya ditengah = tinggi percaya dirinya Bahayanya : terkena pasangan. Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah diliwet, lauknya daging bebek dan ayam dipindang, kuah merah dan putih dan ketimun 25 buah.

Selawatnya : pisau baja dan jarum satu. Doanya : slamet dina. Candranya : idune lir upas ratjun = dihargai semua perkataannya. Ketika “kala wuku” berada di barat daya, dalam 7 hari tidak boleh mengunjungi tempat kala.

Wuku Mrakeh

Mrakeh


dewanya sangsyang surenggana = tawakal hatinya, agak ingatan, berkesanggupan, berani kepada kesulitan. Tunggulnya membalik = lekas hidup senang. Pohonnya : Trengguli = buahnya tidak berguna. Tak mempunyai burung = tak boleh disuruh jauh, tentu mendapat bahaya. Gedungnya dipanggul = memperlihatkan pemberian. Bahayanya : tenggelam.

Tangkalnya : selamatan nasi uduk, daging ayam mulus dimasak dengan santan dan bermacam-macam ketan. Selawatnya 100 keteng.Doanya : tolak bilahi. Candranya : pandam ageng amerapit = tawakal, mempunyai hati kasihan kepada orang miskin. Ketika “kala wuku” berada di utara, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

Wuku Kuruwelut

Kuruwelut


dewanya sanhyang wisnu : tajam ciptanya, tinggi dan selamat budinya, melebihi sesama dewa. Memanggul : cakra = tajam hatinya, berhati-hati. Pohonnya : parijata = jadi pelindung dan besar kebahagiaannya. Burungnya : puter = jika berbicara mula-mula kalah, akhirnya menang, tidak pernah bohong, tidak suka terhadap perkataan yang remeh. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, puaka tak dapat dipermudah.

Bahayanya : kena racun daun. Tangkalnya : selamatan bermacam-macam sayuran, jajan pasar, sekar boreh, tindihnya uang lama sebaranDoanya : tawil. Candranya : tirta wening = sedikit bicaranya, suci hatinya, diturut perintahnya, jadi tempat pengungsian. Ketika “kala wuku” berada diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangitempat kala.

Wuku Pahang

Pahang


dewanya sangyang tantra = perkataannya melebihi sesama, tidak sabaran menepati janji. Jembungnya disebelah kiri dibelakangnya = suka jalan serong. Memanggul senjata tajam = waspada, kasar perkataannya, panas hati, suka bertikai. Pohonya : Kendayaan = jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan orang minggat. Burung : Cocak = gelatak bicaranya. Gedung telentang = boros.

Bahayanya : dianiaya.Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah, lauknya daging ayam dimasak sansan, daun-daunan 11 macem. Selawatnya 9 keteng. Doanya : Rasul.Candranya : Pulo katinggal saking tebih = tersiar semua tingkah lakunya, lahirnya suci, batinnya kotor, angkuh, selalu susah.Ketika kolo wuku berada di Barat-Laut dalam 7 hari tak boleh mengunjungi tempat kala.

Wuku Djulungpujut

Djulungpujut


dewanya sangyang guretno, = suka kepada keramaian, tersiar baik, mempunyai kedudukan yang lumayan. Menghendaki bukit = besar kemaunnya, tak suka diatasi, menghendaki memerintah. Pohonnya : Rembuknya = indah warnanya, tidak berbau, dimana-mana jadi kunjungan orang.

Burung : Prijohan = besar kemauannya, halus budinya. Bahayanya : diteluhPenangkalnya : selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus, daging ayam merah dipanggang, daun- daunan 9 macam. Selawatnya 30 keteng. Doanya : Balasrewu dan Kunut. Candranya : Palwa ing samodra = kesana-kemari mencari nafkah, rejekinya tidak kurang.Ketika kolo wuku, berada di utara dan selatan, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

Wuku Mandasia

Mandasia


dewanya sangyang Brama, kuat budinya, pemaran, tak mau memberi ampun, jika marah tak dapat dicegah, tegaan. Pohonnya : Asam = kuat dan dicintai orang banyak, jadi pelindung sengsara. Burungnya : Platukbawang = kuat budinya, cepat pekerjaannya, tidak sabaran. Gedungnya terguling didepan = hemat dan banyak rejekinya. Bahayanya : Kena api dan dijahili orang.

Penangkalnya : selamatan nasi merah beras sepitrah dikukus, sayur bayam merah, daging ayam merah dipindang dan bunga setaman yang merah. Selawatnya uang baru 40 keteng. Doanya : Slamat. Candranya : Watu item munggeng papreman lan wreksa gung lebet tancepnya = sabar, tetapi jika marah kejam.Ketika kolo wuku berada diatas, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

Wuku Langkir

Langkir


dewanya sangyang Kala menggigit bahunya sendiri = besar nafsunya, tidak sayang kepada badannya sendiri, yang melihat takut, buruk adat-istiadatnya, tidak mau menurut, murka, banyak larangan. Pohonnya : Ingas dan cemara tumbang = panas hati, tak boleh didekati orang,

Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah dikukus, lauknyadaging kambing dan ikan dimasak pakai santan, sayuran secukupnya. Selawatnya 5 keteng. Doanya : Slametpina. Candranya : Redi gumaludug = bicaranya menakutkan, tetapi tidak mengapa.Ketika kolo wuku berada di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

Wuku Kuningan

Kuningan

dewanya sangyang Indra = melebihi sesama, tinggi derajatnya. Pohonnya : Wijayakusuma = rupanya sangat indah, sangat puaka, tinggi budinya dan teliti, menghindari keramaian, selamat hatinya. Burungnya : Urang-urangan = cepat bekerjanya, lekas marah, pemalu.

Gedungnya dibelakang, jendelanya tertutup = hemat. Bahayanya = diamuk..Penangkalnya : selamatan nasi punar beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau membelinya beramai-ramai, digoreng. Selawatnya 11 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Garojogan = rame bicaranya, banyak bohong.Ketika kolo wuku berada di Barat, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala

Wuku Galungan

Galungan


dewanya sangyang Komajaya = teguh hatinya, dapat melegakan hati orang susah, cinta pada perbuatan baik, jauh kepada perbuatan jahat. Memangku air dalam bokor =suka bersedekah, pengasih, namun sedikit rejekinya. Pohonnya : Tanganan = ringan tangan, keras budinya, gampang suka pada kepunyaan orang lain. Burungnya : Bido = besar nafsunya, murka.

Bahayanya : berselisih.Penangkalnya : selamatan nasi beras sepitrah dikukus, lauknya daging kambing. Doanya : Selamat pina. Candranya : peksi wonten ing luhur = jika mencari hasil dengan menundukkan kepala, sebab gora-goda. Ketika kolo wuku berada di selatan daya, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.

Wuku Sungsang

Sungsang


Dewanya sanghyang gana = pemaranh, gelap hati. Air dijebung didepannya +/- pradah, ikhlasan, harus diperlihatkan pemberiannya, banyak rejekinya. Pohonnya : tanganan = tak suka menganggur, keras budinya, suka kepada kepunyaan orang lain. Burungnya : nori = pemboros, jauh kebahagiaannya, murka. Gedungnya terbalik dibelakang = ikhlasan dengan tidak pakai perhitungan.

Bahayanya : kena besi. Tangkalnya : selamatan nasi megana dan tumpeng betas 2 pitrah, daun-daunan 9 macam dicampur dalam tumpeng. Selawatnya 10 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : sekar wora-wari bang = besar amarahnya, tetapi mudah dicegah. Ketika “kala wuku” berada di timur dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala.

Wuku Julungwangi

Julungwangi

dewanya sanghyang sambu = tinggi perasaannya, tidak boleh disamai. Mengahadap air dijembung = pradah ikhlasan, akan tetapi harus diperlihatkan harum = dicintai oleh orang banyak. Burungnya kutilang = banyak bicara dan perkataannya dipercayai orang, dicintai para pembesar.

Bahayanya : diterkam harimau. Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam brumbun dan uang suwang (+/- 81 ½ sen). Selawatnya : kucing. Doanya Tolak bilahi. Candranya : kasturi arum angambar = segala kehendaknya belum terjadi telah tersiar banyak yang cinta.


Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku Warigagung

Warigagung 


Dewanya : Sanghyang Mahajekti
Berat tanggungannya, berkeinginan. 


Tunggulnya : dibelakang 
Rejekinya dibelakang hari. 


Pohonnya : cemara 
Rame bicaranya, lemah lembut perintahnya dan dihormati. 


Burungnya : betet = keras kemauannya, pandai mencari kehidupan. 


Gedungnya dua buah dibelakang dan didepan = ichlasnya hanya setengah. 


Bahayanya : dimarahi temannya.

Penangkalnya : selamatan nasi uduk bers sepitrah dikukus, lauknya daging bebek dimasak gurih dan daun-daunan 5 macam. Selawatnya 5 keteng. Doanya : rasul. Candranya : Ketug lindu = menepati perkataannya, jika marah menakutkan, tidak mau menerima takdir. Ketika “kala wuku” berada di utara menghadap ke selatan, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala.
Sumber : 
  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/



Wuku Warigalit


Warigalit
dewanya sangyang asmara = bagus rupanya,senang asmara, cemburuan, hatinya mudah tersentuh, Pohonnya : sulastri = bagus rupanya, banyak yang cinta. Burungnya : kepodong – cemburuan, tak suka berkumpul dengan orang banyak. Bahayanya : tersangkut suatu perkara.

Tangkalnya : selametan nasi urap beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau ranjapan (pembelian bersama-sama), dimasak getjok. Selawatnya 8 keteng. Doanya : tolak bilahi. Candranya : kaju kemladean ngajak sempal = dimana-mana dapat tumbuh. Ketika “kala wuku” berada diatas, dalam 7 hari tidak boleh mendatangani tempat kala



Wuku Gumbreg


Gumbreg


dewanya sangyang cakra = keras budinya, segala yang dikehendakinya segera tercapai, tak mau dicegah, pengasih. Kakai sebelah yang didepan direndam dalam air = perintahnya dingin didepan, panas dibelakang. Pohonnya : beringin = jadi pelindung keluarganya, budinya tinggi. Burungnya : ayam hutan = liar, dicintai oleh para agung, suka tinggal ditempat sunyi. Gedungnya dikirikan = penyayang, jika marah taka sayang kepada harta bendanya.

Bahayanya : tenggelam atau kejatuhan dalam. Tangkalnya : selametan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam berumbun yang masih muda dan daun-daun 9 macam. Selawatnya 4 keteng. Doanya : Rajukna. Candranya : Geter nekger ing wijati = hening pikirannya, perkataannya nyata redhoan.Ketika “kala wuku” berada di Selatan menghadap utara, dalam 7 hari tidak boleh memandang wajah kala.



Wuku Tolu


Tolu


dapat menyenangkan hati orang lain, kalau marah berbahaya, tak dapat dicegah, Tunggulnya : dibelakang = kebahagiannya terdapat dibelakang hari. Pohonnya : Wijayamulya = sangat indah rupanya, tajam roman mukanya, tinggi adat-istiadatnya, teliti, suka pada kesunyian, selamat hatinya. Burungnya : Branjangan = riang tangan, cepat bekerjanya. Gedungnya didepan = suka memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya = ditanduk atau disiung.

Penangkalnya : selamatan nasi uduk beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam dimasak dengan santan. Selawatnya 3 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Wangkawa = angkuh, tidak tetap, suka bohong.Ketika kolo wuku berada dibarat-laut, dalam 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.



Wuku Kurantil


Kurantil


dewanya sangyang Langsur = pemarah. Memanggul tunggal = akhirnya mendapat kesenangan hidup. Air dalam jimbung besar disebelah kiri = serong hatinya. Pohonnya : Ingas = tak dapat untuk berlindung, karena panas. Burungnya : Salinditan = tangkas. Gedungnya terbalik didepan = murah hati. Bahayanya : jatuh memanjat.

Penangkalnya : selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus, lauknya daging ayam lereng dipecal. Selawatnya 7 keteng. Doanya : rajukna dan pina. Candranya : Woh-wohan = tak tentu rejekinya.Ketika kolo wuku berada dibawah, dalam 7 hari tak boleh turun dari gunung dan tak boleh menggali tanah.


Wuku Wukir

Wukir

Dewanya sangyang Mahayekti = besar hatinya, menghendaki lebih dari sesama. Tunggalnya : didepan = akhirnya hidup senang. Menghadapi air di jembung besar = baik budi pekertinya. Pohonnya : Nagasari = bagus rupaya, sopan-santun, jika bekerja dicintai oleh majikannya. Burungnya : Manyar = tak mau kalah dengan sesama, dapat mengerjakan segala pekerjaan. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir. Bahayanya : dianiaya.

Penangkalnya : selamatan nasi uli, beras sepritah dikukus, daging ayam ayam putih dimasak pakai santan dan sayur lima macam. Selawatnya 4 keteng. Doanya rajukna. Candranya : Gunung artinya jika didekati sulit dan berbahaya jika dilihat dari jauh menyedapkan pemandangan. Ketika kolo wuku berada ditenggara, dalam 7 hari tidak boleh mendatangi tempat kolo.

Wuku Landep



Landep.dewanya sangyang Mahadewa = bagus rupanya, terang hatinya, gemar bersemadi. Kakinya direndam dalam air = perintahnya keras didepan dingin dibelakang, kasih sayang. Pohonnya : Kendajakan = jadi pelindung orang sakit, orang sengsara dan orang minggat. Burungnya : Atatkembang = jadi kesukaan para agung, jika menghambakan diri jadi kesayangan. Gedungnya didepan = memperlihatkan kekayaannya, pradah hanya lahir.

Bahayannya : korobohan pohon. Tangkalnya : Selamatan tumpeng beras sepitrah dikukus. Lauknya daging rusa dicacah lalu dibakar. Selawatnya 4 keteng. Doanya : Kabul. Candranya : Surating raditya = tajam ingatannya, dapat mengerjakan segala pekerjaan, dapat menggrirangkan hati orang lain.

Selasa, 06 Maret 2012

Wuku Sinta


Wuku Sinta

Pelindung : Batara Yama ( Sanghyang Yamadipati )

Wataknya :
seperti raja dan pendita,  banyak kemauan, keras, cepat bahagia, bakat kaya harta benda. Memanggul tunggul = mudah mendapatkan kesenangan hidup. Kaki belakang direndam dalam air = perintahnya panas didepan dingin belakang. Pohonnya : Kendayakan = jadi pelindung orang susah, dan orang minggat.

Burungnya : Gagak = mengerti petunjuk gaib. 

Gedungnya didepan = memperlihatkan simbul kekayaannya, pradah hanya lahir. 

Bahayanya : Berada di pertengahan  umur. 

Tangkalnya : selamatan nasi pulen beras sepitrah dikukus, lauknya daging kerbau seharga 21 keteng dimasak pindang, membelinya tidak menawar. Selawatnya 4 keteng. 

Doanya : Tolak bilahi. 

Candranya : Endra = gemar bertapa brata, angkuh, suka kepada kepanditan. Ketika kala wuku berada ditimur laut, selama 7 hari tak boleh mendatangi tempat kala.



Sumber : 

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku
  2. http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/wuku-dan-kelahiran/

Wuku

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Wuku




Wuku adalah nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 30 pekan. Satu pekan atau minggu terdiri dari tujuh hari sehingga satu siklus wuku terdiri dari 210 hari. Perhitungan wuku (bahasa Jawa : Pawukon) terutama digunakan di Jawa dan Bali.
Ide dasar perhitungan menurut wuku ini adalah bertemunya dua hari dalam sistem Pancawara (pasaran) dan Saptawara (pekan) menjadi satu. Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari.
Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti. Misalkan hari Sabtu-Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.

Daftar Wuku
Nama-nama wuku yang tiga puluh didasarkan pada suatu kisah mengenai suatu kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Watugunung. Raja ini beristri Sinta dan memiliki 28 putra. Nama-nama semua tokoh inilah yang menjadi nama-nama setiap wuku. 
  1. Sinta 
  2. Landep
  3. Wukir
  4. Kurantil
  5. Tolu
  6. Gumbreg
  7. Wariga alit
  8. Wariga agung
  9. Julangwangi
  10. Sungsang
  11. Galungan
  12. Kuningan
  13. Langkir
  14. Mandasiya
  15. Julung pujut
  16. Pahang
  17. Kuru welut
  18. Marakeh
  19. Tambir
  20. Medangkungan
  21. Maktal
  22. Wuye
  23. Manahil
  24. Prangbakat
  25. Bala
  26. Wugu
  27. Wayang
  28. Kulawu
  29. Dukut
  30. Watu gunung




Jumat, 02 Maret 2012

Mongso Saddha

SADDHA - Tirta Sah Saka Sasana
13 Mei - 22 Juni


KEADAAN UMUM
Orang Yang terlahir pada tanggal 13 Mei - 22 Juni, mereka itu dapat disebut orang "SADDHA" karena pada saat itu adalah mangsa "Saddha" yang berorbit selama 41 hari di langit belahan Timur Laut. Peristiwa mangsa itu candranya, "Tirta Sah Saka Sasana", yang artinya "Air Lenyap Dari Tempatnya". Mangsa itu dalam pengaruh Batari Sri dan Batara Sadana.

Batara Sri sebenarnya adalah Puteri Batara Hyanq Wimaka, isteri Batara Wisnu. Konon pada jaman Purwacarita menjelma sebagai puteri Prabu Srimahapunggung di kerajaan Medang Kamulan. Sedang Batara Sadana adalah adik Batari Sri.

Batari Sri dan Batara Sadana adalah Dewa yang bertugas membagi rejeki kepada umat manusia. Yang kemudian orang menyebutnya Batara Sri Sadana saja. Walaupun sebutannya hanya satu, sesungguhnya adalah dua Dewa. Maka orang kelahiran mangsa "SADDHA" mempunyai watak kembar.

Pada umumnya orang Saddha mempunyai kecerdasaan yang luar biasa. Selain kecerdasannya juga mempunyai felling Yang kuat pula. Sehingga langkahnya lebih berhati-hati.

Bergaul dengan orang Saddha pada umumnya sangat menyenangkan. Karena kecerdasaan otaknya, maka orang Saddha dapat membantu untuk memecahkan berbagai kesulitan sahabat-sahabatnya. Ditambah lagi keistimewaan orang Saddha yang pandai bergaul dan dapat menempatkan diri dengan tata kesopanan dan penampilan yang berkesan. Sehingga banyak orang senang padanya.

Tetapi sayangnya orang Saddha tidak dapat membuat suatu keputusan yang tepat. walaupun dia mempercayai seseorang, tetapi di lubuk hatinya merasa curiga kepada orang kepercayaannya itu.

Begitu pula dalam hal pekerjaan yang dilakukannya, terkesan hanya coba-coba. Akibatnya dia tidak akan mendapatkan suatu keuntungan apapun dari jerih payahnya itu. Karena sebelum pekerjaan itu tuntas sudah ditinggalkannya.

Keputusan-keputusannya sering mendua, dalam keragu-raguan. Dalam waktu yang relatif singkat keputusannya dapat berubah lagi. Oleh karenanya sering membuat orang kebingungan atas keputusannya. Karenanya orang Saddha dapat tergolong sering ingkar janji.

Sering terseret dalam kesulitan yang bersumber dari ulahnya sendiri, yang semula bertujuan untuk menolong orang lain. Tetapi sangat berlebihan, sehingga dia tidak dapat menyelesaikannya. Maka dia yang harus menanggung segala akibatnya.

Dalam penampilan orang Saddha tampak selalu rapi, dengan rambut yang tersisir rapi. Kerapian menjadi kunci kemantapan langkah orang Saddha dalam pergaulan. Sehingga mendudukkan dia dalam tempat yang terhormat, ditambah dengan tutur kata dan sopan santun yang baik. Maka orang sering mengagumi dan sekaligus memanfaatkan segala kekurangan yang pernah diperbuat orang Saddha sebelumnya.

Kerap kali mengalami kesulitan keuangan dan selalu saja mendapat bantuan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Sebaliknya kalau orang Saddha mendapat rejeki lebih, dibaginya rejeki itu kepada orang lain. Hatinya selalu hanyut sedih, kalau menyaksikan orang sedang dirundung kesusahan.

Dalam hal pendidikan, orang Saddha sangat mudah menerima pelajaran, bahkan dapat mempelajari hal-hal yang tidak mungkin dipelajari oleh orang lain. Baik itu tentang sains maupun spiritual.

KEADAAN ALAM SEMESTA
Pada saat mangsa "SADDHA", keadaan musimnya adalah Kemarau. Saat itu benar-benar sudah tidak ada hujan. Angin berhembus dari Timur menuju Barat dengan hembusan yang sepoi-sepoi basa. Hawanya kalau siang terasa panas, tetapi diwaktu malam sangat dingin.

Panen buah-buahan diantaranya, Jeruk Keprok, Nanas, Apokat, dan buah Asam pun telah masak. Panen padi di sawah hampir usai. Kemudian jerami mulai dibakar dan dipersiapkan untuk menanam palawija.

Sendang penampungan dari mata air, volume airnya telah berkurang karena sudah tidak ada air hujan lagi. Airnya melimpah ke selokan. Orang mulai mengangsu karena sumurnya mulai dangkal.

Para nelayan mulai mempersiapkan diri menyelam ke dasar laut yang dangkal, untuk memasang tiang-tiang penyangga getek tempat orang menjala ikan di laut. Karena pada saat itu gelombang laut tidak begitu besar, angin pun sepoi-sepoi basa dari arah Timur ke Barat. Pada musim itu di tepi laut sedang musim ikan Nus atau Cumi-cumi.

KEADAAN FISIK
Orang kelahiran mangsa "SADDHA" rata-rata bentuk tubuhnya tinggi besar, baik pria maupun wanitanya. Wajahnya bulat telur dan licin dengan mata bulat tajam. Bibirnya tipis dan alisnya tebal. Walaupun bentuk tubuhnya tinggi besar tetapi tidak berotot.

Kalau berjalan seperti tidak menginjak tanah. Langkahnya lebar tetapi tidak tergesa-gesa, kepala menunduk seolah menghitung langkahnya yang kalem.

KEADAAN MASA KANAK-KANAK
Anak-anak kelahiran mangsa "Saddha" pada usia balita bentuk tubuhnya kurus. Sering rewel dan susah makan. Bahkan sering pula menderita sakit panas. Ketika sudah mulai berkembang dan menginjak usia sekolah, mereka sering mengajukan banyak pertanyaan yang sulit kepada orang tuanya. Karena sifat anak "Saddha" yang serba ingin tahu.

Sejak masih kanak-kanak sudah tidak mau dikalahkan, apalagi diperintah. Dia menghendaki kebebasan, tidak mau diperintah, tidak mau didikte oleh siapapun. Sering pula berbantah, tapi biasanya anak Saddha lah yang selalu menang. Bahkan dengan orang tua sendiri sering berdebat, tetapi karena biasanya anak Saddha kata-katanya besar, maka orangtuanya pun tidak dapat berkata apa-apa selain mengelus dada.

Dalam olah pikir, anak Saddha telah mulai mengembangkan pikirannya dari buku bacaan maupun menanggapi dari kata-kata orang dewasa sekelilingnya. Senang merenung dan mempergunakan khayalan pikirannya. Sehingga dengan demikian, dia sering terserang penyakit batuk dan paru-paru.

Rasa kasih sayangnya sangat tinggi, khususnya terhadap sesama teman sebayanya, dan tidak suka diusik bila sedang bermain.

Pada umumnya pertumbuhan tubuh anak Saddha, sangat cepat besar. Lebih banyak mempergunakan emosinya daripada mempergunakan logika. Sehingga sering merasa kurang puas terhadap keadaan lingkungannya.

KEADAAN MASA REMAJA
Kelanjutan masa kanak-kanak adalah masa Remaja. Maka apa yang dialami remaja Saddha selanjutnya adalah pembawaan dari masa kanak-kanaknya dulu. Senang bertanya, banyak mempergunakan perasaan dari pada pikiran, Selalu merasa kurang puas, menginginkan ketenangan. Merasa dirinya selalu diperlakukan kurang adil oleh lingkungannya. Akhirnya sering merenung, mengolah pikir dan ketegangan syaraf.

Dalam dunia pendidikan, remaja Saddha umumnya berhasil. Karena dia gemar belajar dan membaca buku-buku ilmu pengetahuan. Bahkan senang pula membaca buku-buku biografi tokoh dunia, ilmu pengetahuan maupun politik, dan cerita tentang orang-orang yang berhasil di dunia. Dari buku-buku itulah dia akan berkhayal "kalau aku...". Khayalan itu akan berkembang menjadi suatu cita- cita.

Tetapi karena sifatnya yang selalu mendua akibat pengaruh dari Batara Sri dan Batara Sadana yang kuat sekali. Maka keputusannya sering berubah-ubah. Walaupun begitu, Untuk membuktikan cita-citanya itu, orang Saddha berusaha juga. Setelah dia menyadari bahwa dirinya tiada ketentuan yang logis, maka dia akan berusaha menekan diri. Mempergunakan waktunya seefisien mungkin. Barulah dia dapat membuktikan kebenaran janjinya. Tetapi hal itu jarang sekali terjadi bagi orang Saddha.

Dalam dunia bisnis tidak akan berhasil, karena tidak punya ketetapan hati. Lagi pula banyak mempergunakan perasaan dari pada pikiran. Pedagang harus menggunakan pikiran untuk menggapai keuntungan. Kalau menggunakan perasaan, akhirnya akan lemah dan menyerah.

Hubungannya dengan masyarakat lingkungannya cukup baik. Karena itikadnya yang baik dapat diterima oleh masyarakat, maka dia mau berkorban apa saja untuk kepentingan masyarakat. Bahkan jiwa berkorbannya itu sangat kuat dan merepotkan dia sendiri. Tetapi kalau masyarakat sekelilingnya mengacuhkan dirinya, diapun akan berbuat hal yang sama. Tapi yang sebenarnya terjadi, adalah karena orang-orang disekitarnya tidak tahu kemauan orang Saddha itu.

Yang paling bermanfaat adalah kalau orang Saddha itu menjadi tokoh masyarakat, pemimpin partai politik, asosiasi, pimpinan organisasi, atau kelompok kegiatan apa saja. Karena dengan demikian dia akan mendapat kesempatan menyampaikan gagasan-gagasan yang umumnya sangat cemerlang, sehingga bisa memajukan organisasi yang dipimpinnya itu.

CIRI KHAS
Tanda khas yang dimiliki orang kelahiran mangsa "Saddha" terutama pada postur tubuh yang jangkung dan tidak berotot. Penampilannya malu-malu kucing, dengan dandanan rapi, rambut tersisir rapi. Tingkah lakunya lembut dan sopan.

Menilik dari kebiasaannya sehari-hari, orang Saddha mempunyai kebiasaan tidak mau diam. Selalu ada-ada saja yang dikerjakan. Mengerjakan apa saja, walaupun pekerjaan itu tidak berguna.

Dalam pergaulan, kalau kita menemui seseorang yang tidak mau dikalahkan bicaranya dan selalu menonjolkan "Aku"nya, itulah salah satu watak orang Saddha. Begitu pula kalau ada seseorang yang memberikan bantuan kepada sahabatnya hingga belebih-lebihan hingga dia sendiri mendapat kesulitan, itu pun termasuk prilaku orang Saddha. Kalau pria banyak dikerumuni wanita (Playboy).

IKATAN PERSAHABATAN
Dalam tata kehidupan ini selalu ada berpasang-pasangan, siang dan malam, pria dan wanita, baik dan buruk, susah dan gembira, dan begitu pula dalam pergaulan.

Sahabat adalah orang yang termasuk dekat dengan kita, sahabat lebih dari kawan lebih pula dari saudara. Karena sahabat tempat kita mencurahkan perasaan dan mempercayakan rahasia pribadi.

Maka untuk mendapatkan sahabat itu juga tidaklah gampang. Tidak segampang mencari kenalan atau kawan. Adalah hubungannya dengan jiwa, perasaan yang paling dalam. Tentu saja kecocokan ada diantara dua hati.

Bagi orang Saddha sahabat yang cocok adalah orang "KAPAT" (19 September - 13 Oktober). Selain itu cocok pula dengan orang kelahiran mangsa "KAWOLU" (4/5 Februari - 1 Maret).

Persahabatan Saddha dengan Kapat ini ibarat tempat nasi mendapat tutup, bisa saling mengisi dalam hal berkarya. Si Saddha pencetus ide-ide dan si Kapat yang mempertimbangkan, sehingga tewujud cita-cita orang Saddha itu , sehingga Tidak hanya bergantung diatas bintang. begitu pula dengan orang Kawolu, bagaikan gayung bersambut.

KEADAAN KESEHATAN
Orang kelahiran "Saddha" pada umumnya tingkat kesehatannya kurang balk. Sejak masih kanak-kanak sering kena penyakit, sakit kepala, batuk, dan radang paru-paru.

Penyakit itu akan terbawa ketika mencapai usia Remaja dan menjadi Orang Tua. Maka lebih baik memelihara kesehatan daripada mengobati setelah tertimpa penyakit. Kelemahan dirinya telah diketahui, yaitu bagian paru-paru, khususnya bagi mereka yang terlahir pada hari Minggu Pon.

Menjaga kesehatannya dengan bersenam kebugaran setiap pagi. Berolahraga yang ringan-ringan saja, seperti lari pagi atau bulu tangkis. Jangan terlalu memaksakan diri. Minum air jernih setiap pagi sebanyak satu liter.

Bagi mereka yang terlahir pada hari Selasa Kliwon jangan terlalu banyak berangan-angan dan berkhayal, karena dapat mengganggu kestabilan jiwa dan dapat terkena gangguan syaraf. Karena kelemahannya terletak di otaknya dan juga di jantung. Dianjurkan senam dan olah raga teratur.

PEKERJAAN YANG COCOK
Bagi orang Saddha bidang pekerjaan yang cocok khususnya pekerjaan yang ada kaitannya dengan dunia seni. Walau begitu pakar Astrologi Jawa telah mengelompokan orang kelahiran Mangsa "Saddha" dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok ditinjau dari hari kelahirannya, yaitu:

1. Eka
Kelompok pertama adalah kelahiran hari Minggu, Rabu dan Jumat. Mereka yang terlahir dalam kelompok ini, bidang pekerjaan yang cocok untuk ditekuninya adalah dalam bidang seni, yaitu sebagai pengarang, wartawan, penulis skenario film, sinetron dan teater. Selain itu berbakat pula sebagai penggerak massa.

2. Dwi
Kelompok kedua adalah kelahiran hari Senin. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini mempunyai lapangan kerja yang cocok adalah sebagai pengacara, notaris, sekretaris, atau guru. Tetapi paling cocok sebenarnya adalah sebagai Pelukis.

3. Tri
Kelompok ketiga adalah kelahiran hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Mereka yang terlahir pada kebmpok ini mempunyai kesempatan kerja pada bidang persurat kabaran dibagian percetakan ataupun layout, kedokteran, sebagai pemandu wisata, atau sebagai pegawai negeri. Dapat pula bekerja pada sebuah perusahaan swasta, sebagai apapun. Tetapi yang paling cocok dan bebas dari campur tangan orang lain adalah sebagai penerbit.

REJEKI & PENGHIDUPANNYA
Pada umumnya orang kelahiran mangsa "SADDHA" penghidupannya kurang balk. Semua itu dapat terjadi karena orang Saddha selalu bimbang dan mendua hati, maka banyak kesempatan emas yang terlepas. Begitu pula dalam mengerjakan segala sesuatu sering terburu-buru, yang akibatnya sering berbuat kesalahan. Sehingga pekerjaannya itu sia-sia dan menanggung rugi. Dengan demikian selalu kekurangan uang dan selalu dirundung hutang. Walaupun begitu, ahli Astrologi Jawa telah mengelompokkan orang kelahiran mangsa "Saddha" menjadi tiga kelompok. Dengan pedoman pada hari kelahirannya, yaitu:

1. Eka
Kelompok pertama adalah kelahiran hari Minggu, Rabu dan Jumat. Mereka yang terlahir dalam kelompok ini, rejeki dan penghidupannya agak kurang balk, dia harus berjuang gigih untuk memperjuangkan kehidupannya. Tetapi setelah usia 30 tahun bagi mereka yang terlahir pada hari Minggu Wage, Rabu Wage, Minggu Pon, Rabu Legi, Jumat kliwon, Minggu Paing, Rabu Pon, Rabu kliwon, Jumat Pahing, kehidupannya akan menjadi baik. Sedangkan selain Weton-weton tersebut, harus lebih banyak berjuang dan jangan berputus asa.

2. Dwi
Kelompok kedua ini adalah kelahiran hari Senin. Mereka yang terlahir pada kelompok ini mempunyai nasib yang lebih baik dari yang pertama. Tetapi sering pula mengalami kesulitan, karena sikapnya yang mendua, pembimbing, dan kurang tegas mengambil sikap. Tetapi setelah mencapai usia 30 tahun bagi yang lahir hari Senin Legi, Senin Pon, Senin Kliwon, keadaannya akan menjadi lebih baik. Bagi mereka yang tidak masuk dalam weton tersebut jangan berkecil hati, karena akan baik juga pada usia setelah mencapai 35 tahun. Pada hari tua akan mendapat keberhasilan setelah dapat mengetahui jati dirinya, karena akan lebih berhati-hati dalam langkahnya.

3. Tri
Kelompok ketiga ini terlahir pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini keadaan penghidupannya baik sekali. Semua itu dapat terjadi karena orang yang terlahir dalam kelompok ini lebih realistis. Mau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mau mempergunakan rasio. Walaupun sifat bimbang dan keraguan itu ada, tetapi dapat terkendalikan dengan pikiran yang sehat dan realitis. Dalam usia 24 tahun sudah mulai baik ekonominya, mereka itu adalah kelahiran Kamis Legi, Sabtu Legi dan Sabtu Kliwon. Sedangkan yang terlahir pada weton lainnya, akan mulai berhasil pada usia 29 tahun. Tetapi pada umumnya kelahiran kelompok ketiga ini akan mengalami kehidupan yang baik dihari tua, kaya raya dan bahagia.

SAAT YANG BAIK
Orang kelahiran mangsa "Saddha" akan menemukan suatu hari yang baik dan sangat terkesan. Waktu itu adalah saat sinar paling terang terpancar dari kedudukan mangsa "Saddha" pada tanggal 18 Februari.

Lebih-lebih kalau tanggal tersebut jatuh pada hari Rabu atau Sabtu. Karena pada hari-hari tersebut dapat dipergunakan untuk segala keperluan yang penting. Akan berhasil dengan baik sampai dikemudian hari akan membawa keberuntungan.

HOBI
Orang kelahiran mangsa "SADDHA," mempunyai berbagai hobi, antara lain:
1. Melukis, termasuk Koleksi Lukisan.
2. Seni Tari dan Seni Pentas.
3. Mendaki Gunung dan Alam terbuka.
4. Membaca, buku-buku non fisik dan fiksi.
5. Belajar Atodidak.
6. Mendengarkan musik, Pop, dan musik yang iramanya tenang.
7. Mempelajari ilmu Spiritual, Parapsikologi.
8. Pesta dan Makan enak.
9. Koleksi barang kuno, termasuk Pusaka, Keris.
Demikian beberapa hobi yang dinikmati oleh orang kelahiran mangsa "Saddha" sebagai suatu perwujudan gejolak Jiwanya.

JODOH
Dalam hal perjodohan bagi orang Saddha tidaklah terlalu sulit, karena didalam pergaulan sehari-hari cukup menarik dan ada pengagumnya. baik itu Saddha pria maupun Saddha wanita.

Tetapi pacar yang akan jadi pasangan hidupnya telah ditentukan kecocokannya, keharmonisannya, dan benar-benar langgeng abadi. Bagi orang Saddha yang paling cocok adalah dengan orang kelahiran pada mangsa "KAPAT" (19 September - 13 Oktober). Tetapi juga dapat cocok dan serasi dengan kelahiran mangsa "KAWOLU" (4/5 Februari - 1 Maret), dan cocok pula dengan kelahiran mangsa "SADDHA".

Garis-garis perjodohan itu merupakan suatu kesimpulan Astrologi Jawa. Tetapi tidak menutup suatu kemungkinan untuk menikah dengan mangsa kelahiran yang lainnya. Namun ada kendala yang berakibat rumah tangga itu akan retak dan tidak harmonis. Bahkan bisa terjadi peristiwa "pisah ranjang" walaupun tampak dari pandangan umum rukun dan satu rumah.

BATU PERMATA
Orang yang terlahir pada mangsa "SADDHA" dapat mempergunakan beberapa batu permata yang sesuai dan mendatangkan rasa percaya diri. Beberapa jenis batu permata itu adalah:

1. Aquamarin = Batu sinar laut hijau
Batu permata ini warnanya hijau, ada pula yang biru laut. Bagus sekali untuk Aksesori, baik sebagai batu cincin, maupun liontin dan bros. Khasiatnya dapat mencegah sakit lever, sakit pencernaan, dan lemah badan.

2. Jamrud Hijau = Emerald
Jamrud Hijau merupakan batu permata yang cocok bagi orang kelahiran mangsa "Saddha", selain keindahannya sebagai aksesoris, berkhasiat pula untuk melindungi diri dari sakit kepala.

3. Agate = Akik (Berbagai warna)
Batu Permata ini umumnya digunakan untuk batu cincin. Khasiatnya dapat untuk mencegah demam, sakit perut, dan batuk-batuk.

WARNA
Ada beberapa jenis warna yang cocok dan ideal bagi orang kelahiran mangsa "Saddha", yaitu warna-warna yang paling apik untuk busana, interior, maupun karpet lantai dan mebel. Warna itu adalah Putih, Kuning, dan Biru Muda. Dengan warna tersebut orang kelahiran mangsa "Saddha" akan merasa srek dan apik. Sehingga dalam penampilannya dapat bersikap optimis pula.

BUNGA
Memilih bungapun, tidaklah sembarang pilih asal bunga. Karena salah pilih bisa berabe jadinya. Bagi orang mangsa Saddha, ada beberapa jenis bunga yang cocok dan seperti warnapun, bunga bisa mendatangkan inspirasi dan asumsi bagi setiap orang.

Bunga-bunga yang cocok bagi orang "SADDHA" adalah:
1. Bunga Melati
2. Bunga Gadena atau Ceplok Piring
3. Bunga lily Putih
4. Bunga Anyelir
5. Bunga Gradiol Biru
6. Bunga Anggrek Bulan.
Demikian beberapa jenis bunga yang apik dan mendatangkan pengaruh positif bagi orang kelahiran mangsa "Saddha", baik untuk dipasang di ruang tamu, di kamar tidur, ataupun di kantor. 



Sumber : www.primbon.com